DARURAT MENTAL HEALTH PADA GEN Z

 DARURAT MENTAL HEALTH PADA GEN Z


MENTAL HEALTH

Sebagian orang menganggap diri mereka dilecehkan ketika ditanyai tentang kesehatan. Banyak yang menganggap bahwa dirinya sehat tanpa adanya masalah kesehatan karena hanya memandang sehat dari sisi fisik saja. Padahal menurut WHO bisa dikatakan sehat jika orang itu sehat fisik, mental maupun sosial.

Berdasarkan dari data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dapat dilihat perbedaan angka pengidap penyakit mental dari tahun 2013 dan tahun 2018. 



Survei Global Health Data Exchange tahun 2017 menunjukkan ada 27,3 juta orang di Indonesia mengalami masalah kejiwaan. Indonesia menjadi negara dengan jumlah pengidap penyakit mental terbanyak di Asia Tenggara pada tahun 2017.

Mengapa Indonesia jumlah pengidapnya bisa sebesar itu? Hal ini karena penyakit mental masih disepelekan oleh orang Indonesia. Selain itu pemerintah Indonesia juga tidak terlalu memerhatikan secara intens pada bidang ini.

Lalu, apakah itu semua terjadi pada orang dewasa saja? Rupanya tidak begitu. Kondisi psikologis dan kesehatan mental anak-anak muda tidak sebaik anggapan banyak orang. Menurut penelitian American Psychological Association (APA) tahun 2018 berjudul “Stress in America: Generation Z” pemuda dengan usai 15-18 tahun lebih banyak gejala – gejala yang menunjukan adanya gejala – gejala emosional, seperti stress atau depersi.

Generasi Z yang lebih akrab dengan teknologi daripada generasi sebelumnya membuat mereka terpapar segala bentuk informasi – informasi yang ada di dunia. Hal ini tidak hanya berdampak positif saja, melainkan juga berdampak negatif. Pasalnya informasi mengenai masalah-masalah di dunia dan sekitarnya juga banyak. Karena banyak terpapar informasi, semakin pahamlah generasi Z terhadap permasalahan-permasalahan itu yang sedikit banyak menimbulkan stress dan depresi.

Banyak dari kalangan anak muda yang melarikan diri dari kenyataan di hidupnya ke teknologi. Berharap mendapatkan kenyamanan dan berfantasi. Sayangnya, internet bisa membuat kondisi kesehatan mental generasi Z menjadi lebih buruk.

Untuk itu, hendaknya kita sendiri yang memulai menjaga kesehatan mental kita.

Untuk menjaga kesehatan mental untuk generasi Z

1.    Mengurangi bermain gadget.

Untuk mengurangi ketergantungan dengan Z, dengan menadwal penggunaan gadget. Misalnya siang untuk beraktivitas dan malam baru memegang gadget. Memang sulit, apalagi ketika pandemic seperti ini. Segala aktivitas menggunakan gadget. Untuk itu diperlukan pantuan orang tua.

2.    Psikoterapi.

Psikoterapi ini  biasanya untuk mengatasi gangguan jiwa yang sudah parah. Psikoterapi beserta perawatan dengan menggunakan obat-obatan merupakan cara yang paling efektif untuk mengobati penyakit mental. Beberapa contoh psikoterapi, antara lain cognitive behavioral therapy, exposure therapy, dialectical behavior therapy, dan sebagainya.

  1. Obat-obatan.

Pemberian obat-obatan untuk mengobati penyakit mental umumnya bertujuan untuk mengubah senyawa kimia otak di otak. Obat-obatan tersebut berupa golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRIs), dan antidepresan trisiklik. Obat-obatan ini umumnya dikombinasikan dengan psikoterapi untuk hasil pengobatan yang lebih efektif.

 

Itulah yang dapat saya sampaikan. Saya Tri Adi, dari fakultas ulmu computer cluster 49 menyampaikan terima kasih.

 


Komentar

Postingan Populer